Transcript 8.PPnBm
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) 8.A. KRITERIA BKP MEWAH EXISTING Yang dimaksud dengan ”Barang Kena Pajak yang tergolong mewah” adalah: 1. barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok; 2. barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; 3. barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; 4. barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status; dan/atau 5. barang yang apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti minuman beralkohol. (Penjelasan Psl 5 (1)) PERUBAHAN (UU 42/2009) Kriteria nomor 5 dihapus. (Penjelasan Psl 5 (1)) BKP yang tergolong mewah Kendaraan pengangkutan orang sampai dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, kendaraan Double Cabin, kendaraan khusus, kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas silinder lebih dari 250 CC Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen,kondominium, town house, dan sejenisnya. Kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena. Kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering, pesawat elektromagnetik, dan instrumen musik Kelompok wangi-wangian Kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum Kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga Kelompok minuman yang mengandung alkohol Bukan objek PPnBM lagi Kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan Kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau woll Kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu. Peraturan Menkeu No:620/PMK.03/2004 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) PASAL 5 UU PPN Pungutan tambahan disamping PPN Dikenakan sekali saat penyerahan oleh PKP Pabrikan saat impor Terhadap BKP Yang Tergolong Mewah Tarif : Paling rendah 10% Paling Tinggi 200%. (Psl 8 (1)) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN atau PPnBM. Namun, PKP yang mengekspor BKP Yang Tergolong Mewah dapat meminta kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu perolehan BKP Yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut Pola penghitungan PPN atas BKP Yang Tergolong Mewah Sejak 1 Januari 2001 Pabrikan AC menyerahkan produknya kepada pedagang besar: Harga jual 1 unit AC Rp2.000.000,00 Terutang: PPN = Rp200.000,00 dan PPnBM (20%) = Rp400.000,00 Pedagang Besar menyerahkan AC kepada pedagang eceran: Harga beli 1 unit AC Rp2.400.000,00 Nilai Tambah Rp 300.000,00 Harga jual Rp2.700.000,00 PPN terutang = 10% x Rp2.700.000,00 =Rp270.000,00 Pedagang eceran menyerahkan AC kepada konsumen dengan harga beli Rp2.700.000,00. Apabila nilai tambah adalah Rp300.000,00 maka terutang PPN = 10% x Rp3.000.000,00 = Rp300.000,00 PPnBM merupakan komponen harga jual KRITERIA RUMAH MEWAH Rumah, termasuk rumah kantor atau rumah toko, yang luas bangunannya 400 m2 atau lebih atau dengan harga jual bangunannya Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) atau lebih per m2 tidak termasuk nilai tanahnya. Apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya dengan luas bangunan 150 m2 atau lebih atau dengan harga jual bangunannya Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah) atau lebih per m2 tidak termasuk nilai tanahnya. TARIF PPnBM = 20% CONTOH PENGHITUNGAN PT ABC adalah perusahaan yang bergerak di bidang real estate (developer), melakukan penyerahan 1 unit apartemen dengan luas 145m2 dengan harga Rp880.000.000,00 terdiri dari: Objek Harga Jual Tanah Rp155.000.000,00 Bangunan Rp725.000.000,00 Total Rp880.000.000,00 Mengingat bahwa apartemen tsb mempunyai harga bangunan Rp725.000.000,- untuk luas 145 m2 atau Rp5.000.000,-/m2, maka apartemen tersebut termasuk dalam golongan apartemen yang dikenakan PPnBM dengan tarif 20%. Dengan demikian penghitungan PPN dan PPnBM untuk penyerahan apartemen tersebut adalah: Harga jual apartemen :Rp 880.000.000,00 PPN 10% :Rp PPnBM (20% x Rp880juta) :Rp 176.000.000,00 Total 88.000.000,00 :Rp1.144.000.000,00 Penghitungan sesuai Surat Dirjen Pajak: S-559/PJ.51/2005 Perlakuan PPn BM atas KBm Terutang PPn BM Tidak Terutang PPn BM Dibebaskan dari PPn BM Perlakuan PPn BM atas KBm 1. Terutang PPn BM : a. Penyerahan/impor KBm angkutan orang dengan kapasitas sampai dengan 15 penumpang termasuk sopir, termasuk pula hasil rakitan atau perubahan dari Kbm angkutan barang; b. Penyerahan/impor KBm beroda dua dengan kapasitas lebih dari 250 CC: c. Penyerahan/impor Kbm khusus seperti : khusus untuk naik gunung, golf, pantai. Perlakuan PPn BM atas Kendaraan Bermotor 2. Tidak terutang, yaitu atas impor atau penyerahan: a. Kbm angkutan barang; b. Kbm dalam keadaan CKD, sasis; c. Kbm angkutan orang dengan kapasitas penumpang lebih dari 15 termasuk sopir; d. Kbm beroda dua dengan kapasitas silinder tidak lebih dari 250 CC; Perlakuan PPn BM atas Kendaraan Bermotor 3. Dibebaskan, yaitu atas impor/penyerahan: a. Kbm yang digunakan untuk kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan angkutan umum; b. Kbm yang digunakan untuk protokoler kenegaraan sepanjang dananya dari APBN/APBD; c. Kbm untuk angkutan orang dengan kapasitas 10 s.d. 15 orang termasuk sopir yang dipakai untuk kendaraan dinas TNI/Polri sepanjang dananya berasal dari APBN/APBD; d. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk patroli TNI/Polri sepanjang dananya berasal dari APBN/APBD. “Pembebasan PPnBM dilakukan dengan menggunakan SKB”